Senin, 28 September 2015

Sosiologi dan Seluk Beluknya


* Pemahmaman Umum

Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti
kawan, sedangkan Logos berarti ilmu pengetahuan. Ungkapan ini
dipublikasikan diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang
berjudul "Cours De Philosophie Positive" karangan August Comte
(1798-1857). Walaupun banyak definisi tentang sosiologi namun
umumnya sosiologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang
masyarakat.

Masyarakat adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan,
memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya. Sosiologi
hendak mempelajari masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku
sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok yang dibangunnya.

Sebagai sebuah ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan
yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat di
kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum.

Kelompok tersebut mencakup keluarga, suku bangsa, negara, dan
berbagai organisasi politik, ekonomi, sosial.

* Potret Sosiologi

1. Auguste Comte - 1842

Istilah Sosiologi sebagai cabang Ilmu Sosial dicetuskan pertama
kali oleh ilmuwan Perancis, bernama August Comte tahun 1842 dan
kemudian dikenal sebagai Bapak Sosiologi.

Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang masyarakat lahir
di Eropa karena ilmuwan Eropa pada abad ke-19 mulai menyadari
perlunya secara khusus mempelajari kondisi dan perubahan sosial.

Para ilmuwan itu kemudian berupaya membangun suatu teori sosial
berdasarkan ciri-ciri hakiki masyarakat pada tiap tahap peradaban
manusia.

Comte membedakan antara sosiologi statis, dimana perhatian
dipusatkan pada hukum-hukum statis yang menjadi dasar adanya
masyarakat dan sosiologi dinamis dimana perhatian dipusatkan
tentang perkembangan masyarakat dalam arti pembangunan.

Rintisan Comte tersebut disambut hangat oleh masyarakat luas,
tampak dari tampilnya sejumlah ilmuwan besar di bidang sosiologi.

Mereka antara lain Herbert Spencer, Karl Marx, Emile Durkheim,
Ferdinand Tönnies, Georg Simmel, Max Weber, dan Pitirim Sorokin
(semuanya berasal dari Eropa).

Masing-masing berjasa besar menyumbangkan beragam pendekatan
mempelajari masyarakat yang amat berguna untuk perkembangan Sosiologi.

2. Émile Durkheim

ilmuwan sosial Perancis — berhasil melembagakan Sosiologi sebagai
disiplin akademis. Emile memperkenalkan pendekatan fungsionalisme
yang berupaya menelusuri fungsi berbagai elemen sosial sebagai
pengikat sekaligus pemelihara keteraturan sosial.

3. Herbert Spencer - 1876:

Di Inggris Herbert Spencer mempublikasikan Sociology dan memperkenalkan
pendekatan analogi organik, yang memahami masyarakat seperti tubuh
manusia, sebagai suatu organisasi yang terdiri atas bagian-bagian
yang tergantung satu sama lain.

4. Karl Marx

memperkenalkan pendekatan materialisme dialektis, yang menganggap
konflik antar-kelas sosial menjadi intisari perubahan dan perkembangan
masyarakat.

Max Weber memperkenalkan pendekatan verstehen (pemahaman), yang
berupaya menelusuri nilai, kepercayaan, tujuan, dan sikap yang menjadi
penuntun perilaku manusia.

5. F. Ward
Di Amerika Lester F. Ward mempublikasikan Dynamic Sociology.

* Pokok bahasan sosiologi

Pokok bahasan sosiologi ada empat:

1. Fakta sosial sebagai cara bertindak, berpikir, dan berperasaan
yang berada di luar individu dan mempunyai kekuatan memaksa dan
mengendalikan individu tersebut.[butuh rujukan]

Contoh, di sekolah seorang murid diwajibkan untuk datang tepat waktu,
menggunakan seragam, dan bersikap hormat kepada guru. Kewajiban-kewajiban
tersebut dituangkan ke dalam sebuah aturan dan memiliki sanksi tertentu
jika dilanggar.

Dari contoh tersebut bisa dilihat adanya cara bertindak, berpikir,
dan berperasaan yang ada di luar individu (sekolah), yang bersifat
memaksa dan mengendalikan individu (murid).

2. Tindakan sosial sebagai tindakan yang dilakukan dengan mempertim
bangkan perilaku orang lain.

Contoh, menanam bunga untuk kesenangan pribadi bukan merupakan
tindakan sosial, tetapi menanam bunga untuk diikutsertakan dalam
sebuah lomba sehingga mendapat perhatian orang lain, merupakan
tindakan sosial.

3. Khayalan sosiologis sebagai cara untuk memahami apa yang terjadi
di masyarakat maupun yang ada dalam diri manusia.Menurut Wright Mills,
dengan khayalan sosiologi, kita mampu memahami sejarah masyarakat,
riwayat hidup pribadi, dan hubungan antara keduanya. Alat untuk
melakukan khayalan sosiologis adalah permasalahan (troubles) dan
isu (issues).

Permasalahan pribadi individu merupakan ancaman terhadap nilai-
nilai pribadi. Isu merupakan hal yang ada di luar jangkauan
kehidupan pribadi individu.

Contoh, jika suatu daerah hanya memiliki satu orang yang menganggur,
maka pengangguran itu adalah masalah. Masalah individual ini
pemecahannya bisa lewat peningkatan keterampilan pribadi.

Sementara jika di kota tersebut ada 12 juta penduduk yang menganggur
dari 18 juta jiwa yang ada, maka pengangguran tersebut merupakan isu,
yang pemecahannya menuntut kajian lebih luas lagi.

4. Realitas sosial adalah pengungkapan tabir menjadi suatu realitas
yang tidak terduga oleh sosiolog dengan mengikuti aturan-aturan ilmiah
dan melakukan pembuktian secara ilmiah dan objektif dengan pengendalian
prasangka pribadi, dan pengamatan tabir secara jeli serta menghindari
penilaian normatif.

Ciri-Ciri dan Hakikat Sosiologi

Sosiologi merupakan salah satu bidang ilmu sosial yang mempelajari
masyarakat. Sosiologi sebagai ilmu telah memenuhi semua unsur ilmu
pengetahuan. Menurut Harry M. Johnson, yang dikutip oleh Soerjono
Soekanto, sosiologi sebagai ilmu mempunyai ciri-ciri, sebagai berikut.

Empiris, yaitu
didasarkan pada observasi (pengamatan) dan akal sehat yang hasilnya
tidak bersifat spekulasi (menduga-duga).

Teoretis, yaitu
selalu berusaha menyusun abstraksi dari hasil observasi yang konkret
di lapangan, dan abstraksi tersebut merupakan kerangka dari unsur-
unsur yang tersusun secara logis dan bertujuan menjalankan hubungan
sebab akibat sehingga menjadi teori.

Komulatif, yaitu disusun atas dasar teori-teori yang sudah ada,
kemudian diperbaiki, diperluas sehingga memperkuat teori-teori yang lama.
   
Nonetis, yaitu pembahasan suatu masalah tidak mempersoalkan baik
atau buruk masalah tersebut, tetapi lebih bertujuan untuk menjelaskan
 masalah tersebut secara mendalam.

* Hakikat sosiologi sebagai ilmu pengetahuan

- Sosiologi adalah ilmu sosial, bukan ilmu pengetahuan alam atau
  ilmu pasti (eksakta) karena yang dipelajari adalah gejala-gejala
  kemasyarakatan.

- Sosiologi termasuk disiplin ilmu kategori, bukan merupakan disiplin
  ilmu normatif karena sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi,
  bukan apa yang seharusnya terjadi.

- Sosiologi termasuk ilmu pengetahuan murni (pure science) dan dalam
  perkembangannya sosiologi menjadi ilmu pengetahuan terapan (applied
  science).

- Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan abstrak dan bukan ilmu
  pengetahuan konkret. Artinya yang menjadi perhatian adalah bentuk
  dan pola peristiwa dalam masyarakat secara menyeluruh, bukan hanya
  peristiwa itu sendiri.

- Sosiologi bertujuan menghasilkan pengertian dan pola-pola umum,
  serta mencari prinsip-prinsip dan hukum-hukum umum dari interaksi
  manusia, sifat, hakikat, bentuk, isi, dan struktur masyarakat manusia.

- Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional.
  Hal ini menyangkut metode yang digunakan.

- Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan umum, artinya sosiologi
  mempunyai gejala-gejala umum yang ada pada interaksi antara manusia.

* Kegunaan Sosiologi

Kegunaan Sosiologi dalam masyarakat,antara lain:

1. Untuk pembangunan

Sosiologi berguna untuk memberikan data-data sosial yang diperlukan
pada tahap perencanaan, pelaksanaan maupun penilaian pembangunan

2. Untuk penelitian

Tanpa penelitian dan penyelidikan sosiologis tidak akan diperoleh
perencanaan sosial yang efektif atau pemecahan masalah-masalah
sosial dengan baik

* Objek Sosiologi

Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan mempunyai beberapa objek :

1. Objek Material

Objek material sosiologi adalah kehidupan sosial, gejala-gejala
dan proses hubungan antara manusia yang memengaruhi kesatuan
manusia itu sendiri.

2. Objek Formal

Objek formal sosiologi lebih ditekankan pada manusia sebagai
makhluk sosial atau masyarakat. Dengan demikian objek formal
sosiologi adalah hubungan manusia antara manusia serta proses
yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.

3. Objek budaya

Objek budaya salah satu faktor yang dapat memengaruhi hubungan
satu dengan yang lain.

4. Objek Agama

Pengaruh dari objek dari agama ini dapat menjadi pemicu dalam
hubungan sosial masyarakat, dan banyak juga hal-hal ataupun
dampak yang memengaruhi hubungan manusia.

* Ruang Lingkup Kajian Sosiologi

Sebagai ilmu pengetahuan, sosiologi mengkaji lebih mendalam
pada bidangnya dengan cara bervariasi. Misalnya seorang
sosiolog mengkaji dan mengamati kenakalan remaja di Indonesia
saat ini, mereka akan mengkaji mengapa remaja tersebut nakal,
mulai kapan remaja tersebut berperilaku nakal, sampai memberikan
alternatif pemecahan masalah tersebut.

Hampir semua gejala sosial yang terjadi di desa maupun di kota
baik individu ataupun kelompok, merupakan ruang kajian yang
cocok bagi sosiologi, asalkan menggunakan prosedur ilmiah.

Ruang lingkup kajian sosiologi lebih luas dari ilmu sosial
lainnya. Hal ini dikarenakan ruang lingkup sosiologi mencakup
semua interaksi sosial yang berlangsung antara individu dengan
individu, individu dengan kelompok, serta kelompok dengan
kelompok di lingkungan masyarakat. Ruang lingkup kajian
sosiologi tersebut jika dirincikan menjadi beberapa hal,
misalnya antara lain:

1. Ekonomi beserta kegiatan usahanya secara prinsipil yang
berhubungan dengan produksi, distribusi,dan penggunaan sumber-
sumber kekayaan alam;

2. Masalah manajemen yaitu pihak-pihak yang membuat kajian,
berkaitan dengan apa yang dialami warganya;

3. Persoalan sejarah yaitu berhubungan dengan catatan kronologis,
misalnya usaha kegiatan manusia beserta prestasinya yang
tercatat, dan sebagainya.

Sosiologi menggabungkan data dari berbagai ilmu pengetahuan
sebagai dasar penelitiannya. Dengan demikian sosiologi dapat
dihubungkan dengan kejadian sejarah, sepanjang kejadian itu
memberikan keterangan beserta uraian proses berlangsungnya
hidup kelompok-kelompok, atau beberapa peristiwa dalam
perjalanan sejarah dari kelompok manusia. Sebagai contoh,
riwayat suatu negara dapat dipelajari dengan mengungkapkan
latar belakang terbentuknya suatu negara, faktor-faktor,
prinsip-prinsip suatu negara sampai perjalanan negara pada
masa yang akan datang.

Sosiologi mempertumbuhkan semua lingkungan dan kebiasaan manusia,
sepanjang kenyataan yang ada dalam kehidupan manusia dan dapat
memengaruhi pengalaman yang dirasakan manusia, serta proses
dalam kelompoknya. Selama kelompok itu ada, maka selama itu
pula akan terlihat bentuk-bentuk, cara-cara, standar,
mekanisme, masalah, dan perkembangan sifat kelompok tersebut.

Semua faktor tersebut dapat memengaruhi hubungan antara manusia
dan berpengaruh terhadap analisis sosiologi.

* Perkembangan sosiologi dari abad ke abad

1. Perkembangan pada abad pencerahan

Banyak ilmuwan-ilmuwan besar pada zaman dahulu, seperti Sokrates,
Plato dan Aristoteles beranggapan bahwa manusia terbentuk
begitu saja. Tanpa ada yang bisa mencegah, masyarakat
mengalami perkembangan dan kemunduran.

Pendapat itu kemudian ditegaskan lagi oleh para pemikir pada
abad pertengahan, seperti Agustinus, Ibnu Sina, dan Thomas
Aquinas. Mereka berpendapat bahwa sebagai makhluk hidup yang
fana, manusia tidak bisa mengetahui, apalagi menentukan apa
yang akan terjadi dengan masyarakatnya. Pertanyaan dan
pertanggungjawaban ilmiah tentang perubahan masyarakat
belum terpikirkan pada masa ini.

Berkembangnya ilmu pengetahuan pada abad pencerahan (sekitar
abad ke-17 M), turut berpengaruh terhadap pandangan mengenai
perubahan masyarakat, ciri-ciri ilmiah mulai tampak pada abad
ini.

Para ahli pada zaman itu berpendapat bahwa pandangan mengenai
perubahan masyarakat harus berpedoman pada akal budi manusia.
Pengaruh perubahan yang terjadi pada abad pencerahan

Perubahan-perubahan besar pada abad pencerahan, terus berkembang
secara revolusioner sapanjang abad ke-18 M. Dengan cepat struktur
masyarakat lama berganti dengan struktur yang lebih baru.

Hal ini terlihat dengan jelas terutama dalam revolusi Amerika,
revolusi industri, dan revolusi Perancis. Gejolak-gejolak yang
diakibatkan oleh ketiga revolusi ini terasa pengaruhnya di
seluruh dunia. Para ilmuwan tergugah, mereka mulai menyadari
pentingnya menganalisis perubahan dalam masyarakat.

* Gejolak abad revolusi

Perubahan yang terjadi akibat revolusi benar-benar mencengangkan.
Struktur masyarakat yang sudah berlaku ratusan tahun rusak.
Bangsawan dan kaum Rohaniwan yang semula bergemilang harta
dan kekuasaan, disetarakan haknya dengan rakyat jelata.

Raja yang semula berkuasa penuh, kini harus memimpin
berdasarkan undang-undang yang di tetapkan. Banyak kerajaan-
kerajaan besar di Eropa yang jatuh dan terpecah. Revolusi
Perancis berhasil mengubah struktur masyarakat feodal ke
masyarakat yang bebas

Gejolak abad revolusi itu mulai menggugah para ilmuwan pada
pemikiran bahwa perubahan masyarakat harus dapat dianalisis.
Mereka telah menyakikan betapa perubahan masyarakat yang besar
telah membawa banyak korban berupa perang, kemiskinan,
pemberontakan dan kerusuhan. Bencana itu dapat dicegah sekiranya
perubahan masyarakat sudah diantisipasi secara dini.

Perubahan drastis yang terjadi semasa abad revolusi menguatkan
pandangan betapa perlunya penjelasan rasional terhadap
perubahan besar dalam masyarakat. Artinya :

Perubahan masyarakat bukan merupakan nasib yang harus diterima
begitu saja, melainkan dapat diketahui penyebab dan akibatnya.

Harus dicari metode ilmiah yang jelas agar dapat menjadi alat
bantu untuk menjelaskan perubahan dalam masyarakat dengan bukti-
bukti yang kuat serta masuk akal.

Dengan metode ilmiah yang tepat (penelitian berulang kali,
penjelasan yang teliti, dan perumusan teori berdasarkan pembuktian),
perubahan masyarakat sudah dapat diantisipasi sebelumnya sehingga
krisis sosial yang parah dapat dicegah.

* Kelahiran sosiologi modern

Sosiologi modern tumbuh pesat di benua Amerika, tepatnya di
Amerika Serikat dan Kanada. Mengapa bukan di Eropa? (yang
notabene merupakan tempat dimana sosiologi muncul pertama kalinya).

Pada permulaan abad ke-20, gelombang besar imigran berdatangan ke
Amerika Utara. Gejala itu berakibat pesatnya pertumbuhan penduduk,
munculnya kota-kota industri baru, bertambahnya kriminalitas dan
lain lain. Konsekuensi gejolak sosial itu, perubahan besar
masyarakat pun tak terelakkan.

Perubahan masyarakat itu menggugah para ilmuwan sosial untuk
berpikir keras, untuk sampai pada kesadaran bahwa pendekatan
sosiologi lama ala Eropa tidak relevan lagi. Mereka berupaya
menemukan pendekatan baru yang sesuai dengan kondisi masyarakat
pada saat itu. Maka lahirlah sosiologi modern.

Berkebalikan dengan pendapat sebelumnya, pendekatan sosiologi
modern cenderung mikro (lebih sering disebut pendekatan empiris).
Artinya, perubahan masyarakat dapat dipelajari mulai dari fakta
sosial demi fakta sosial yang muncul. Berdasarkan fakta sosial
itu dapat ditarik kesimpulan perubahan masyarakat secara
menyeluruh. Sejak saat itulah disadari betapa pentingnya
penelitian (research) dalam ilmu sosiologi
_____________________________________________________________________
Cat :

Tidak ada komentar :

Posting Komentar