Selasa, 22 September 2015

Unsur-unsur Komunikasi Massa



Komunikasi massa terdiri dari sumber (source), pesan (message),
saluran (channel), dan penerima (receiver) serta efek (effect).
Wiryanto (2000) menggunakan pendapat Laswell untuk memahami
komunikasi massa, di mana untuk mengerti unsur-unsurnya kita
harus menjawab pertanyaan yang diformulasikan sebagai berikut :

who says what in which channel to whom and with what effect?
(siapa berkata apa dalam media yang mana kepada siapa dengan efek apa?).

Sumber utama dalam komunikasi massa adalah lembaga, organisasi
atau orang yang bekerja dengan fasilitas lembaga atau organisasi
(institutionalized person) (Wiryanto, 2000). Kita juga mengenal
istilah “siapa yang menguasai informasi, dapat menguasai dunia”.

Pernyataan tersebut adalah sebuah bentuk pengakuan atas kekuatan
pengaruh media massa bagi masyarakat. Pada era orde baru kita
dapat melihat pengekangan pers untuk menyiarkan berita-berita
yang bersifat anti-pemerintah, seperti yang terjadi pada zaman
kekuasaan Nazi atas Jerman.

Pemerintah berupaya untuk mengatur aliran informasi kepada
masyarakat, dengan maksud untuk membatasi dan mengantisipasi
gerakan-gerakan anti-pemerintah.

Pesan-pesan komunikasi massa dapat diproduksi dalam jumlah yang
sangat besar dan dapat menjangkau audiens yang sangat banyak
jumlahnya. Wright (1977) dalam Wiryanto (2000) memberikan
karakteristik pesan-pesan komunikasi massa sebagai berikut :

1. Publicly

Pesan-pesan komunikasi massa pada umumnya tidak ditujukan kepada
perorangan tertentu yang eksklusif, melainkan bersifat terbuka
untuk umum atau publik. Semua anggota mengetahui, orang lain juga
menerima pesan yang sama dan disampaikan secara publicy.

2. Rapid

Pesan-pesan komunikasi massa dirancang untuk mencapai audiens yang
luas dalam waktu yang singkat dan simultan. Pesan-pesan dibuat secara
massal dan tidak seperti fine art yang dapat dinikmati berabad-abad.

3.   Transient

Pesan-pesan komunikasi massa umumnya dibuat untuk memenuhi
kebutuhan segera, dikonsumsi “sekali pakai” dan bukan untuk
tujuan-tujuan yang bersifat permanen. Namun, ada pengecualian,
seperti buku-buku perpustakaan, film, transkripsi-transkripsi
radio, dan rekaman audio visual yang merupakan kebutuhan
dokumentatif. Pada umumnya pesan-pesan komunikasi massa adalah
pesan-pesan yang expendable. Maka isi media cenderung dirancang
secara timely, supervisial, dan kadang-kadang bersifat sensasional.

Media yang mempunyai kemampuan untuk menyebarluaskan pesan-pesan
komunikasi massa secara cepat, luas, dan simultan adalah surat kabar,
 majalah, radio, film, televisi, dan internet. Leeuwis (2009)
membahas mengenai media massa konvensional yang saat ini sedang
berkembang. Media massa konvensional dapat berupa koran, jurnal
pertanian, leaflet, radio dan televisi. Karakteristik dasarnya
adalah bahwa seorang pengirim dapat mencapai banyak orang dengan
media tersebut, sambil tetap berada di kejauhan, dan tanpa kemungkinan
keterlibatan dalam interaksi langsung dengan audiens.

Media massa, khususnya radio, televisi, dan koran, memiliki
pengaruh yang sangat besar dalam menentukan cara pandang masyarakat
mengenai berbagai hal. Itu sebabnya tidak mengherankan bahwa hal
pertama yang dilakukan rezim otoriter baru adalah meyakinkan
bahwa mereka mengontrol media massa. Idenya adalah bahwa bila
kita mengontrol media massa, kita dapat secara selektif
mempengaruhi cara masyarakat luas berpikir dan melihat realitas,
dan dapat mencegah orang lain untuk menunjukkan gambaran yang
berbeda mengenai realitas tersebut.

Menurut Wright (1977) dalam Wiryanto (2000), penerima atau mass
audience memiliki karakteristik-karekteristik sebagai berikut :

a.   Large

Besarnya mass audience adalah relatif dan menyebar dalam berbagai
lokasi. Khalayak televisi misalnya, merupakan perorangan-perorangan
yang tersebar dalam ratusan atau ribuan (bahkan jutaan) keluarga,
di tempat-tempat umum yang yang memasang televisi penerima. Secara
bersama-sama mereka adalah audiens televisi.

b.  Heterogen

Komunikasi massa ditujukan untuk seluruh lapisan masyarakat,
yang berasal dari berbagai status sosial, jenis kelamin, pendidikan,
dan tempat tinggal. Heterogen adalah semua lapisan masyarakat
dengan berbagai keragamannya.

c.   Anonim

Anonim diartikan anggota-anggota dari mass audience, pada umumnya
tidak mengenal secara pribadi dengan komunikator.

Gonzalez dalam Jahi (1988) menyebutkan tiga dimensi komunikasi massa,
yaitu : kognitif, afektif, dan konatif. Efek kognitif meliputi
peningkatan kesadaran, belajar, dan tambahan pengetahuan. Efek
afektif berhubungan dengan emosi, perasaan, dan sikap. Sedangkan
efek kognatif berhubungan dengan perilaku dan niat untuk melakukan
sesuatu menurut cara tertentu. Selanjutnya gonzalez menyatakan bahwa,
meskipun dimensi-dimensi efek ini berhubungan satu sama lain,
ketiganya juga independen satu sama lain. mereka terjadi dalam
berbagai sekuen, dan perubahan dalam satu dimensi tidak perlu
diikuti oleh perubahan dalam dimensi lainnya. Efek komunikasi
massa dapat juga ditinjau dari dimensi lain, yaitu :

(1) Langsung atau kondisional,
(2) spesifik-isi atau umum-menyebar,
(3) perubahan atau stabilisasi,
(4) kumulatif atau nonkumulatif,
(5) jangka pendek atau jangka panjang,
(6) mikro atau makro, dan
(7) efek proporsional atau antisosial (gonzalez dalam Jahi, 1988).

Efek diketahui melalui tanggapan khalayak (response audience) yang
digunakan sebagai umpan balik (feedback). Dalam komunikasi massa,
jumlah umpan balik relatif kecil dibandingkan dengan jumlah khalayak
secara keseluruhan yang merupakan sasaran komunikasi massa, dan
sering tidak mewakili seluruh khalayak (Wiryanto, 2000).

Menurut McLuhan dalam Rakhmat (2011), media massa adalah perpanjangan
alat indera kita. Dengan media massa, kita memperoleh informasi
tentang benda, orang, atau tempat yang tidak kita alami secara
langsung. Dunia ini terlalu luas untuk kita masuki semuanya.

Media massa datang menyampaikan informasi tentang lingkungan sosial
dan politik. Informasi tersebut dapat membentuk, mempertahankan,
atau mendefinisikan citra. Karena media massa melaporkan dunia
nyata secara selektif, sudah tentu media massa mempengaruhi
pembentukan citra tentang lingkungan sosial yang timpang, bias,
dan tidak cermat.
______________________________________________________________________
Cat :

Tidak ada komentar :

Posting Komentar