* Pemahaman Umum
Abdullah Ahmad (lahir di Padang Panjang, 1878 – meninggal di Padang,
1933 pada umur 55 tahun) adalah seorang ulama reformis yang turut
membidani lahirnya perguruan Sumatera Thawalib di Sumatera Barat.
Ia merupakan anak dari Haji Ahmad, ulama Minangkabau yang juga seorang
pedagang, dan seorang ibu yang berasal dari Bengkulu. Bersama Abdul
Karim Amrullah, ia menjadi orang Indonesia terawal yang memperoleh
gelar doktor kehormatan dari Universitas Al-Azhar, di Kairo, Mesir.
* Kehidupan
Abdullah menyelesaikan pendidikan dasarnya pada sebuah sekolah
pemerintah dan sedari kecil memperoleh pendidikan agama dari ayahnya.
Pada tahun 1895, Abdullah Ahmad pergi ke Mekkah dan kembali ke Indonesia
pada tahun 1899. Sekembalinya dari Mekkah, ia segera mengajar di P
adang Panjang sembari memberantas bid'ah dan tarekat.
Ia tertarik pula untuk menyebarkan pemikiran pembaruan melalui publikasi
dengan menjadi agen dari berbagai majalah pembaruan, seperti Al-Imam
di Singapura dan Al-Ittihad dari Kairo.
Pada tahun 1906, Abdullah Ahmad pindah ke Padang untuk menjadi guru,
menggantikan pamannya yang meninggal dunia. Di Padang, ia mengadakan
tabligh dan pertemuan tentang masalah agama dan mendirikan jamaah
Adabiyah beberapa tahun kemudian.
Di samping itu ia memberikan pengajian pada orang dewasa. Pengajiannya
dilakukan dua kali seminggu secara bergantian dari rumah ke rumah.
Tidak diperolehnya pendidikan yang sistematis oleh semua anak-anak pedagang
di Padang, menginspirasi Abdullah Ahmad membuka sekolah Adabiyah pada
tahun 1909. Abdullah Ahmad sangat aktif menulis, bahkan ia menjadi ketua
persatuan wartawan di Padang pada tahun 1914.
Ia mempunyai hubungan yang erat dengan pelajar-pelajar sekolah menengah
di Padang dan sekolah dokter di Jakarta, serta memberikan bantuan
dalam kegiatan Jong Sumatranen Bond.
Pengetahuannya tentang agama sangat mendalam dan diakui oleh ulama-
ulama Timur Tengah pada konferensi khilafat di Kairo tahun 1926.
Pengakuan itu dibuktikan dengan pemberian gelar kehormatan dalam
bidang agama sebagai doktor fid-din.
Ulama Wartawan
Abdullah Ahmad menjadi pendiri majalah Al-Munir yang terbit di Padang
pada tahun 1911 sampai 1916. Tahun 1913 dia mendirikan majalah berita
Al-Akhbar, dan pada tahun 1916 menjadi redaktur bidang agama majalah
Al-Islam yang diterbitkan Sarekat Islam di Surabaya.
Kategori:
_____________________________________________________________________
Cat :
Abdullah Ahmad (lahir di Padang Panjang, 1878 – meninggal di Padang,
1933 pada umur 55 tahun) adalah seorang ulama reformis yang turut
membidani lahirnya perguruan Sumatera Thawalib di Sumatera Barat.
Ia merupakan anak dari Haji Ahmad, ulama Minangkabau yang juga seorang
pedagang, dan seorang ibu yang berasal dari Bengkulu. Bersama Abdul
Karim Amrullah, ia menjadi orang Indonesia terawal yang memperoleh
gelar doktor kehormatan dari Universitas Al-Azhar, di Kairo, Mesir.
* Kehidupan
Abdullah menyelesaikan pendidikan dasarnya pada sebuah sekolah
pemerintah dan sedari kecil memperoleh pendidikan agama dari ayahnya.
Pada tahun 1895, Abdullah Ahmad pergi ke Mekkah dan kembali ke Indonesia
pada tahun 1899. Sekembalinya dari Mekkah, ia segera mengajar di P
adang Panjang sembari memberantas bid'ah dan tarekat.
Ia tertarik pula untuk menyebarkan pemikiran pembaruan melalui publikasi
dengan menjadi agen dari berbagai majalah pembaruan, seperti Al-Imam
di Singapura dan Al-Ittihad dari Kairo.
Pada tahun 1906, Abdullah Ahmad pindah ke Padang untuk menjadi guru,
menggantikan pamannya yang meninggal dunia. Di Padang, ia mengadakan
tabligh dan pertemuan tentang masalah agama dan mendirikan jamaah
Adabiyah beberapa tahun kemudian.
Di samping itu ia memberikan pengajian pada orang dewasa. Pengajiannya
dilakukan dua kali seminggu secara bergantian dari rumah ke rumah.
Tidak diperolehnya pendidikan yang sistematis oleh semua anak-anak pedagang
di Padang, menginspirasi Abdullah Ahmad membuka sekolah Adabiyah pada
tahun 1909. Abdullah Ahmad sangat aktif menulis, bahkan ia menjadi ketua
persatuan wartawan di Padang pada tahun 1914.
Ia mempunyai hubungan yang erat dengan pelajar-pelajar sekolah menengah
di Padang dan sekolah dokter di Jakarta, serta memberikan bantuan
dalam kegiatan Jong Sumatranen Bond.
Pengetahuannya tentang agama sangat mendalam dan diakui oleh ulama-
ulama Timur Tengah pada konferensi khilafat di Kairo tahun 1926.
Pengakuan itu dibuktikan dengan pemberian gelar kehormatan dalam
bidang agama sebagai doktor fid-din.
Ulama Wartawan
Abdullah Ahmad menjadi pendiri majalah Al-Munir yang terbit di Padang
pada tahun 1911 sampai 1916. Tahun 1913 dia mendirikan majalah berita
Al-Akhbar, dan pada tahun 1916 menjadi redaktur bidang agama majalah
Al-Islam yang diterbitkan Sarekat Islam di Surabaya.
Kategori:
_____________________________________________________________________
Cat :
Tidak ada komentar :
Posting Komentar